Jumat, 16 Oktober 2009

fanfic narsis 'the first and the last' ,, chappie 1

title : the first and the last

author : minyoo yutaka (bininy kai yg paling setia!!) *w*

chapter : 1/2

rating : umm umm?! o.O

genre : angst, romance..

pairing : kaiXOFC, reitaXOFC

disclaimer : KAI IS MINE!!!!!!! XDD .. crita geje ini asli drii otak yuu!!!

warning : narsis fic, siapkan ember!! hoho

A/N : hyaaaaaaa~ fic narsis yg ini akhrny yuu post!! jdii malu!! *geje*
di buatnyah ud lama sii, tpii baru berani di post sekarang!! hehe,,
sengaja di post buat dapet komentar drii para author2 yg handal.. cz mw coba di post di tmpt lain!!
di tnggu komennyah.. skali lgii, INI FIC NARSIS!! >///<
ohh iia, hazu,, minjem nama muh yah cint!! fufufu..



enjoy it....


* * *



hati yang mendung di terpa awan kelabu
mensiratkan ke kosongan hati yang membekas

sekeras apapun aq berbicara,
suara quh tak akan sampai

demi kau yang selalu aq ingat,
apakah kau dapat ku sentuh?

"einen no ai"


* * *


2 orang gadis bertubuh kecil sedang duduk di taman.. wajah mereka benar2 merah karena dinginnya udara kota tokyo yang menembus tulang. salah seorang gadis bermata abu2 terang menggosok2an kedua telapak tanganny. sedang yang satunya merapatkan syal yang melingkar di lehernya.

"yuta?"

terdengar suara seorang pria yang memanggil dari arah depan. pria manis yang memakai mantel bulu hitam, dengan perlahan ia berjalan ke arah kedua gadis tadi, sedang di belakangnya di ikuti oleh seorang pria berambut pirang dan benda aneh menutupi hidungnya.

yuta mencoba memandang pria itu, matanya terlihat kaget dan tak percaya.
sedang gadis yang duduk di sampingnya tersenyum senang.

"ya kai_sama.. ini yuta.." tiba2 gadis itu membuka mulutnya, ia berdiri. di ikuti oleh yuta.

"tak perlu formal.. panggil aq kai. kau hazu kan?" tanya kai ramah, sembari mengulurkan tangannya. hazu membalas sembari mengangguk kecil.

"ini-"

"reita kan?" hazu memotong kata2 kai dan tersenyum lbii lebar (author : ngebayangin,, XD)

"kau pasti fans berat qu.." reita terkekeh, hazu mengganguk mantap.

"hey, gadis kecil ini kenapa diam saja??" reita mendekatkan wajahnya ke wajah yuta. membuat gadis itu terkejut dan menjauhkan tubuhnya, lalu menunduk. "ahaha.. kau lucu sekali yuta.." reita mengusap kepala gadis kecil itu dengan lembut..

"terima kasih sudah mau menyempatkan datang.. aq kira kami berdua tak dapat pernah mendapatkan kesempatan ini,," ucap hazu..

"ya, aq sangat senang kalian mau bertemu kami.." tambah yuta masih dengan wajah tertunduk.

"akhirnya yuta berbicara.." goda reita, kai tertawa kecil

"ya kami juga senang karena kalian jauh2 datang u/ bertemu kami.." kai menambahkan sembari melirik hazu penuh arti, hazu yang mengerti tertawa asal.

"baiklah.. cukup berbasa basi!! mau kemana kita sekarang?" reita bertanya sembari memandang hazu dan yuta bergantian.

"TAMAN BERMAIN!!!!!" tiba2 saja hazu menjawab sambil setengah berteriak. membuat kedua pria itu sedikit terkejut. "ehh?! hehe.. sori aq teriak.." hazu nyengir

"penuh deh pasti!!" kai mencibir

"huuh~ aq lbii suka kesana tapi!" hazu menggembungkan pipinya.

"bagaimana dengan mu yuu? kau mau ke taman bermain juga kah?" kembali reita mendekatkan wajahnya ke wajah yuta. yuta lbii mengontrol saltingnya itu.

"a.. aq lbii suka ke pantai, lalu setelah itu berjalan2 di taman." yuta menjawab dengan malu.

"APA?!?! MEMBOSANKAN!!!!" reita dan hazu menjawab berbarengan.

"ehmm.. sebenarnya sih aq lbii setuju ke yuta." kai mendekat kepada yuta sambil merangkul gadis itu. membuat pipi yuta mengeluarkan semburat2 merah di pipinya. reita dan hazu menangkap sesuatu.

"oke! kalau begitu, aq dan reita ke taman bermain.. sedang kau dan yuta pergi ke pantai!!" hazu menjawab dengan antusias, ia menggandeng lengan kiri milik reita. "bagaimana rei_chan?" tanyanya penuh arti.

"aq setuju2 saja.."

"baiklah!! ayo pergi rei, daaah yuta!!" hazu menarik tangan reita menjauh dari kai dan yuta.

"ahhh hazu-" yuta menjadi malu di tinggalkan begitu saja, kai segera menggandeng tangan kecilnya pergi ke pantai. ia pun hanya dapat menggigit bibir bawahnya.


* * *


pasangan hazu dan reita bermain dengan riangnya di taman bermain. segala macam wahana mereka naiki,, tertawa, bercanda, tak pernah hazu bayangkan bahwa dirinya akan berdiri disini, dengan reita.. seseorang yang ia kagumi..

"hazu?!" reita mengagetkan hazu yang tiba2 melamun.

"ya?"

"aq capek.. bagaimana kalau kita minum dulu di cafe?" tanya reita dengan telunjuk mengarah ke salah satu cafe di taman bermain itu.

"ok.."

hazu menggandeng tangan reita dengan erat, seolah tak ingin ia lepaskan.. matanya menerawang jauh ke hamparan orang2 yang tertawa2 menikmati permainan di tempat ini. seketika hatinya sakit.. percakapan 1 minggu lalu yang tak dapat ia lupakan kembali terngiang di telinganya.

reita menuntun hazu menuju meja di tempat yang sedikit sepi. ia membaca raut muka hazu yang mendadak berubah menjadi khawatir itu. tapi, sebisa mungkin ia menutup mulut, tak ingin ia merusak hari ini..

"kau ingin apa?" reita memandang wajah hazu yang sedang sibuk membaca menu.

"teh saja."

"baiklah, teh hangat 2.." reita memesan kepada pelayan di sampingnya, dan pelayan itu segera pergi u/ membuatkan pesanan mereka.

kembali suasana di meja itu menyepi.. tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut keduanya.. reita hanya terdiam menunggu hazu u/ berbicara, karena ia tahu,, ada yang mengganjal hati gadis manis itu sejak tadi.

"rei.. apa kau tahu aq sangat senang bertemu dengan mu?" hazu akhirnya membuka mulut. reita menggangguk. "tapi sebenarnya aq bertemu dengan mu bukan karena kau saja.."

"lalu?" tanya pria bernoseband itu.

"aq kesini karena yuta...."


* * *


"benarkah bulan ini dokter?"

"ya.. maaf, tapi inilah kenyataannya.."





kata-kata dokter kembali membayangi otak qu.. bulan inilah akhirnya. akhir dari segala nafas qu yang telah lama berhembus menahan rasa sakit yang begitu menyiksa.. sakit yang kini kembali menyerang tanpa ampun. kepala qu sakit.. sakit yang lbii luar biasa dari sebelum2nya.

"yuu?" kai membuyarkan semua lamunan buruk itu. "kau terlihat bosan.. kau tak suka jalan dengan qu? padahal ombak di pantai ini cantik.." ia tersenyum sedih, terlihat sebuah lesung pipi menghiasi wajahnya. yuta menggeleng..

"hhh.. kau bodoh ya?" yuta tersenyum nakal, kai mengerutkan dahinya. tak mengerti

"maksudmu??"

"sekarang coba kau pikirkan.. aq mengagumimu, aq menyukaimu, sudah lama aq membayangkan hari ini.. apakah aq akan menyia2kannya? benarkah aq tak suka kencan dengan mu?" yuta mendekatkan wajahnya ke wajah kai. a menggembungkan pipi di susul dengan tawa kai.

"ahaha.. ya, ya.. kau gadis yang menarik!" kai menjepit hidung yuta dengan kedua jarinya. "tadi kau benar2 pendiam, sekarang sudah bawel begini.."

"a.. aduuh!!" yuta memukul tangan kai, "inilah sosok asli qu.." kai dan yuta pun tertawa. 'tuhan.. jangan kau ambil nyawa ini sekarang..' batin yuta.


* * *


hazu dan reita kembali saling terdiam. reita masih belum mengerti dengan maksud perkataan hazu tadi. berkali2 hazu menghela napas panjang..

"yuta... ia gadis yang aneh.. tapi begitu mudah di tebak,, apalagi ketika ia memandang kai dengan mata polosnya.. sangat terlukis bahwa ia mencintai kai.. wajahnya selalu berseri2 saat membicarakan kai, kadang bisa berubah menjadi merah.." hazu kembali membuka percakapan, senyum pahit mengembang di bibirnya. reita hanya dapat menjadi pendengar setia. "wajahnya tak pernah berbohong, ia mencintai kai sepenuh hati.."

"kau mengenalnya dengan sangat baik hazu.." reita menjawab pelan.. hazu memandang wajah reita.

"ya,, aq tahu dy.. semua keluh kesahnya tentang kai sudah menjadi menu utama dalam percakapan kami. ia sangat baik,," reita hanya membulatkan bibir. "bertemu kai adalah impiannya,,"

"beruntung sekali leader qu yang manis itu!! di cintai sampai seperti ini.." reita menopang dagu dengan kedua tangannya.

"yaa.. sangat beruntung,, dan begitu juga dengan yuta.. harapan terakhirnya dapat ia wujudkan."

reita terkejut, lagi2 otaknya berputar u/ mencerna kata demi kata yang di keluarkan hazu.

"ma.. maksud mu ap-?"

"silahkan, maaf menunggu lama.." kata2 reita terpotong oleh salah seorang pelayan yang datang mengantarkan pesanan mereka. reita menundukkan kepala, lalu kembali ia tatap hazu yang tengah menyeruput teh yang masih mengeluarkan uap panas.

"hazu.. maksud mu apa?" reita kembali menanyakan arti kalimat hazu tadi. hazu menatap wajah reita dengan sedih. cahaya kebahagiaan yang tadi terpancar meredup..

"yuta,, ia mengidap kanker otak" hazu menjawab dengan nada sedikit bergetar. reita membulatkan mata sipitnya. "sudah 3 tahun ia menderita penyakit itu, dan bulan ini....." hazu kembali menghentikan kalimatnya, mencoba u/ menenangkan diri. reita semakin mengerutkan dahinya.

"bulan ini apa?" tanya reita penasaran.

"bulan ini adalah bulan terakhirnya seperti vonis dokter 1 minggu lalu.."


* * * TBC * * *

Tidak ada komentar:

Posting Komentar