Jumat, 16 Oktober 2009

fanfic narsis 'the first and the last' ,, chappie 2 (last chappie)

title : the first and the last

author : minyoo yutaka (bininy kai yg paling setia!!) *w*

chapter : 2/2

rating : umm umm?! o.O

genre : angst, romance..

pairing : kaiXOFC, reitaXOFC

disclaimer : KAI IS MINE!!!!!!! XDD .. crita geje ini asli drii otak yuu!!!

warning : narsis fic, siapkan ember!! hoho

A/N : ehmmm sorry buat part 2 yang ngaret,, semedinya butuh wkt lama.. fufufu
ohh iya, mohon maaf buat chap pertama yang gagal.. TT^TT
mudah2an chap 2 sedikit lbii baik.. ^^
karena ini angst, jdii mw mnta maaf dlu sekira2ny yuu bkin angst yg geje
maklum, baru mulai buat!!



enjoy it....


* * *




dingin yang semakin menyerang
kegelapan yang datang..

seluruh nafas qu berhembus melambat
menunggu cahaya2 indah itu terenggut..

aq tak'kan pernah melupakan semua
termasuk cinta qu padamu..


* * *


yuta dan kai berjalan dalam diam ke arah taman kota yang hanya di hiasi oleh beberapa lampu saja. udara dingin kembali yuta rasakan. menusuk bagian2 tubuhnya yang mulai hancur perlahan. lagi2. sakit itu datang berkunjung tanpa permisi. seakan mencoba memperingatkan bahwa ia tak boleh terlena dengan semua ini.

mereka sampai di taman yang kini sangat sepi. hening. tentu saja, hanya ada mereka berdua di taman itu. orang bodoh mana yang bermain di taman pada malam hari ketika musim dingin. beda dengan taman yang pertama kali ia datangi dengan hazu. tempat ia menunggu kai dan reita. yuta menyapu semua pemandangan yang ada di depannya dengan cepat. tak ada bunga yang tumbuh. hanya pohon2 suram saja yang memamerkan daun2 dinginya.

"tunggu disini, aq akan membelikanmu minum"

kai membalikkan badan dan berjalan ke arah mesin minuman otomatis yang jaraknya cukup dekat dari tempat ia menunggu. yuta berjalan ke arah ayunan yang sejak tadi hanya terdiam membisu. sejak tadi pikirannya sudah melayang kemana2. menahan rasa sakit, perasaan khawatir, dan perasaan bahagia tercampur satu tak menentu. sosok pria yang selalu ia idam2kan kini sudah berada dekat dengannya, bertemu, berbicara. sungguh, semua ini bagaikan mimpi yang terlalu tiba2.

"silahkan"

"te-terima kasih"

kai memberikan 1 kaleng teh hangat yang ia beli tadi. lelaki berlesung pipi itu duduk di salah satu ayunan yang masih kosong. yuta tertunduk diam. kai hanya mengamati setiap inchi lekuk wajah gadis di sampingnya.

"apa?"

yuta yang merasa di perhatikan membalas tatapan kai dengan agak ragu. karena ia yakin saat ini wajahnya sudah memerah dan tak menentu. kai tersenyum geli

"tidak.. tapi wajah mu memerah, kalau disini terlalu dingin kita pindah ke tempat yang lebih hangat"

"d-disini saja"

yuta menempelkan kaleng minuman hangat itu ke pipinya. lagi2 ia mendunduk. malu

"hey, kemana sosok asli yuta yang tadi?" goda kai

"mati mungkin" jawab yuta datar

"ooh.."

kai membulatkan bibir. gadis itu hanya dapat menghela napas, mehanan semuanya dengan susah payah. yuta menyeruput teh yang sudah semakin mendingin.

"kau pucat" kai tiba2 saja tersadar bahwa makin lama wajah yuta semakin memucat.

"aq baik2 saja" jawab yuta setengah berbisik

"adakah yang mengganjal di hati mu saat ini?" yuta menatap wajah kai, lalu menggeleng lemah

"tidak"

"tapi, kau seperti memikirkan sesuatu.." kai menambahkan, yuta hanya dapat menghela napas. lagi

"tak penting. dari pada membahas itu, aq sejak tadi bertanya2. bagaimana hazu dapat mendapatkan kesempatan emas ini?"

"maksud mu?" kai mengerutkan dahi. bingung

"ya, aq hanya tak dapat percaya bahwa dapat bertemu dengan kalian. kalian kan-"

"sibuk? terkenal?" kai memotong kalimat yuta. gais itu mengangguk

"caramel pain"

"hee??"

"tahu judul itu?" kai tersenyum menyelidik. yuta tersenyum malu

"tentu, itu lagu buatan qu.. tapi bagaimana kau tahu? aq bahkan tak pernah memamerkannya kepada siapapun. terakhir kali hanya dalam bentuk puisi yang belum di edit."

"hazu.. ia yang mengirimkan itu pada qu"

"hazu?"

"ya, dia yang mengirimkan demo lagu mu melalui email, liriknya bagus. terasa sekali bahwa penciptanya benar2 merasakan hal itu." (author : "aihh~ sotoy bgt dh kamu kai.." XDD)

"s-se'enaknya saja hazu" lagi2 kai berhasil membuat wajah gadis itu memerah untuk yang kesekian kalinya. "lalu, apa hubungannya dengan bertemu??"

"hazu sudah lama menjadi teman chatting reita, terkadang ia mengirimkan beberapa tulisan2 indahnya untuk reita, aq tertarik untuk membacanya.. sampai akhirnya aq menemukan 'caramel pain' mu yang ia pamerkan kepada kami." kai terhenti, ia memandang ke arah daun2 pepohonan yang bergerak lembut karena belaian angin.

"itu saja?"

"tentu tidak, karena tertarik aq mencoba mencari tahu siapa pengirimnya. pertama aq mengira hazu lah yang membuatnya. namun ia langsung menampik dan menceritakan bahwa itu karya temannya. yaitu kau. sudah cukup lama aq, hazu, dan reita menjadi teman dunia maya.. dan sudah lama pula ia selalu menceritakan tentang dirimu, tentang kau yang sangat ia sayangi (author : "betulkah hazu?! hehe"), dan tentang kau yang menyukai qu sejak lama.."

"ha.. hazu bercerita seperti itu?" yuta gelagapan. ia sungguh malu. mengapa hazu harus bercerita seperti itu?

"ya.. banyak yang ia ceritakan. lalu, sampai pada akhirnya ia memohon agar dapat bertemu dengan qu dan reita di tokyo.."

"kau menerimanya begitu saja?"

"awalnya tidak. karena seperti yang kau pikirkan, aq dan reita memang sibuk.. namun hazu tetap memaksa dengan alasan-" kai terdiam. yuta semakin penasaran

"alasan?"

"tolong wujudkan dan berikan kenangan terakhir pada yuta"

dalam sekejap mata abu itu membesar. yuta terkejut dan heran. mengapa hazu harus memberitahu hal yang tak sepantasnya untuk di ketahiu orang lain? terlebih hazu menceritakan kepada kai. yuta kembali membisu, mengetahiu sahabatnya sudah dengan lancang membuka sedikit rahasianya.

"sebenarnya, kau akan kemana?"

yuta terdiam, ia tak menjawab. bingung, itulah yang ia rasakan. ia tak ingin siapapun tahu tentang penyakit sialnya itu. yuta tak ingin jika kai mengetahuinya, kai akan memandang dirinya kasihan. ia tak suka di kasihani. terlebih oleh orang yang telah lama ia cintai. maka ia memilih untuk diam.

TENG TENG

suara detak lonceng jam mengejutkan keduanya. keheningan seketika terpecah karena suara berisiknya. pukul 8 malam.

"jam 8?" kai sedikit terkejut. yuta tak menjawab karena ia tahu artiny. itu tandanya perpisahan sudah tiba. "yuu?"

"ya?" yuta memberanikan diri menatap wajah kai. sedang kai tekaget dengan wajah yuta yang semakin memnucat.

"sudah jam segini, itu.. berarti..."

"aq tahu kai.. terima kasih banyak sudah menemani qu selama 1 hari penuh ini. meskipun terkadang aq suka terdiam, tapi kau tak pernah bosan mengajak qu berbicara.. kau, baik"

yuta berbicara dengan suara yang sedikit bergetar. hatinya tak rela untuk berpisah sekarang. kai memperhatikan gelagat yuta yang berusaha untuk tidak menangis di hadapannya.

"sama2.. aq juga sangat senang bertemu dengan mu yuu. kau gadis yang menarik."

kai tersenyum, memamerkan lesung pipi yang selama ini yuta kagumi. yuta semakin memaksakan diri untuk tidak menangis, meskipun hatinya sangat sakit. ingin rasanya ia memeluk lemgan hangat kai, lengan yang selalu sukses membuatnya menggila, merasakan betapa hangatnya pelukan kai. namun, semua keinginan itu ia tahan.

"dimana hotel mu? aq antar pulang"

"ahh.. tidak usah, sudah dekat kok dari taman ini.."

yuta menolak tawaran kai denagn berat hati. ia tak ingin jika di hotel nanti, dirnya malah menahan kai untuk tak meninggalkannya.

"tapi-"

"tenang saja kai.."

yuta tersenyum. ya senyum yang di paksakan. kai sejak tadi sudah tahu bahwa yuta memksakan semua, namun kai memilih untuk diam.

"benarkah?"

"tentu"

ingin rasanya yuta berteriak sangat keras. ia terlalu memaksakan hatinya. mengapa ia tak berani menerima ajakan kai? ingin ia berteriak kepada kai bahwa ia sangat mencintainya. mencintai dirinya sampai2 membuat yuta menggila. ingin rasanya yuta menubrukkan tubuhnya kedalam pelukan kai, menangis. seperti yang selalu ia bayangkan.

DHEEG!

sakit. ya, rasa sakit itu datang lagi. nafas yuta memberat, kepalanya berkunang2, ingin sekali ia pingsan saat ini.

"kalau begitu.. aq pamit yuu, aq masih punya urusan lain.. senang bertemu denganmu"

"ya.."

yuta menjawab seadanya. kai menyentuh pipi yuta yang kini mendingin. kai pun membalikkan badan, melangkahkan kaki dari taman itu. yuta menundukkan kepala, air mata yang sejak tadi ia tahan kini tumpah. tangan kananny menggenggam erat baju yang melapisi tubuhnya. perih. itulah yang ia rasakan. tangisan pilu yuta yang mengantarkan kai semakin menjauh. gadis itu tak dapat berbuat apa2.. hanya menangis yang dapat ia lakukan.

kai berjalan lambat meninggalkan yuta di belakang. ia menggigit bibir bawah, mencoba untuk mengabaikan suara isak tangis yang begitu pilu, mencairkan kebekuan malam yang sangat dingin hari ini. ingin rasanya ia mencoba menenangkan yuta. namun, jika itu ia lakukan ia malah akan membuat yuta semakin hancur. ia tahu yuta sangat mencintainya, tapi.. ia tak dapat membalas perasaan itu. kai berjalan semakin jauh meninggalkan yuta. isak tangis pilu itu semakin lama semakin memudar, 'apa yuta berhenti menangis?' itulah yang ada di pikirannya. tiba2 saja firasat tak enak muncul. kai menghentikan langkahnya. dengan sangat terpaksa ia kembali menengok kebelakang.

"YUTA!!!!!!!!!!"

kai berlari ke arah tubuh gadis yang sudah tergeletak lemas disana, pucatnya wajah yuta membuat kai semakin panik. terlebih lagi darah segar mengalir dari hidung merah milik yuta. kai semakin panik. ia membersihkan darah itu dengan syal yang terlilit di leher. dan dengan cepat ia segera membawa yuta ke rumah sakit.


* * *


"uhh~"

"kau sudah sadar?"

sosok hazu menyambut yuta yang baru saja tersadar. yuta memandang ke sekeliling dengan tatapan bingung.

"mengapa aq ada di rumah sakit?"

"semalam kau pingsan, mengapa kau malah berdiri di taman yang begitu dingin yuu? kau mau membunuh dirimu sendiri?!?!"

hazu membentak yuta, betapa tidak? kemarin tiba2 saja kai mengabarkan bahwa yuta tiba2 tak sadarkan diri. dengan cepat hazu pun bergegas kemari, hazu brkali2 mengucapkan terima kasih pada reita. karena reitalah yang mengantarkan dirinya sampai kemari. dan tak lupa ia juga berterima kasih pada kai, jika kai tak memutuskan untuk menoleh kembali kebelakang. mungkin yuta sudah mati disana.

yuta memandang wajah hazu yang menyimpan sejuta kecemasan. yuta berusaha mengingat bagaimana ia bisa pingsan seperti itu? yang dapat ia ingat hanya saat ia menangis tiba2 pandangannya mengabur dan sedetik setelahnya ia seperti kehilangan tenaga dan keseimbangan, setelah itu hanya terdengar suara seseorang yang meneriaki namanya sebelum ia benar2 tak sadarkan diri.

"siapa yang mengantarkan qu kemari?"

"kai"

"lalu mana dy?"

"tentu saja sudah pergi,, tak mungkin ia selamanya berada di sisi mu yuu.. ayolah, hanya kemarin saja aq dapat mewujudkan mimpimu.."

yuta kembali terdiam. ya, hanya kemarin saja sihir itu datang kepada dirinya,, dan sekarang.. semua akan berjalan normal kembali. memandang sosok yang ia kagumi dari balik layar laptopny.

"kau punya nomornya? bolehkah aq menyimpannya??"

"untuk apa? jangan kau ganggu dy lagi. kemarin saja aq sangat susah mengajaknya bertemu."

"untuk kenang2an" jawab yuta singkat. hazu hanya dapat menghela nafas

"berikan handphone mu, sini aq masukkan.."

"kapan kita pulang?"

"2 hari lagi.. aq sudah memesan tiket pesawat tadi" hazu sibuk mengetik nomor hp kai di hp yuta. "ini" setelah selesai, ia memberikan hp itu kepada pemiliknya.

"bagaimana kencan mu dengan reita?"

"ya begitulah.. kau?"

"jawaban qu sama sepertimu" yuta tersenyum kecut. lalu mereka pun terdiam dalam pikiran masing2

"yuu,, aq pergi sebentar ya. ingin mencari makan.. jika ada apa2 cepat2 hubungi suster."

hazu beranjak dari duduknya dan berjalan ke arah pintu. yuta mengangguk kecil.

"ahh hazu!!"

"apa??"

"terima kasih telah mewujudkan mimpi terakhir qu, aq akan selalu mengingat mu.. jika aq pergi, jangan pernah lupakan aq"

"bicara apa kau?! aq tak akan pernah melupakan sahabat qu, dan kau tak akan pergi!!!" hazu mempelototi yuta. yuta hanya tertawa kecil

"ya, ya.. sudah sana.."

hazu pun menghilang dari balik pintu. yuta kembali memegangi kepalanya yang sedari tadi masih sakit. ia turun dari kasur dan berjalan ke arah kamar mandi. yuta kembali menatap nanar ke arah kaca kamar mandi yang dingin. wajahnya pucat. sangat pucat seperti hantu. matanya sayu, bibirnya kering.

"aq pasti akan pergi sekarang hazu.."

ia bergumam kecil, seketika itu juga kepalanya di kagetkan oleh sakit yang sangat luar biasa. matanya terbelalak kaget ketika melihat cairan merah segar mengalir dari hidungnya dan membuat wastafel itu menjadi merah. cepat2 ia membuka keran dari wastafel yang sudah berlumuran darah.

"sial!!"

yuta mencoba membersihkan darah itu dari dinding wastafel dengan air yang mengalir. ia bersusah payah menghapus darah dari hidung yang tak kunjung berhenti.

"ayolah, biasanya tak separah ini.."

darah itu tetap mengalir dari hidungnya. tangannya gemetar, tiba2 rasa dingin menyerang tubuhnya yang semakin lemah.
di ambilnya tisu dan ia tutup keran yang sedari tadi menyala.

yuta melangkahkan kakinya yang semakin lemah keluar kamar mandi dan dengan tertatih-tatih ia berjalan arah meja dimana laptop kesayangannya tersimpan rapi. tangannya meraih secarik kertas dan pulpen dari dalam tas laptop itu. dengan bersusah payah ia menuliskan sesuatu.

TES TES..

darah kembali menodai kertas putih bersih yang ia gunakan untuk menulis. yuta menutup hidungnya dengan tangan kiri sedang yang kanan terus mencoba untuk menulis sesuatu. tiba2 matanya memanas, butir2 kepedihan menghiasi wajahnya yang semakin lama sudah sangat pucat. terkadang gadis lemah itu memejamkan mata menahan rasa sakit yang begitu hebat.

cepat2 ia selesaikan tulisan di suratnya. darah tetap merembes dari celah2 tangan. surat itu pun selesai, yuta beranjak dari duduknya dan berjalan gontai ke arah handphone.

ia merasakan tenaganya semakin lama semakin tersedot. akan habis dalam beberapa detik. dengan susah payah ia coba mengetik suatu pesan di hpnya itu.

"aq mohon, datanglah ke pemakaman qu"

satu kalimat yang ia ketik telah menghabiskan seluruh sisa tenaganya. ia merasa inilah waktu. waktu dimana seluruh cahaya kebahagiaan akan terenggut dari dirinya.

yuta terjatuh lemas, ia mencoba menggerakkan kedua tangannya namun. tak bisa.. hanya cairan hangat berwarna merah dan rasa sakit saja yang ia rasakan. perlahan kesadarannya mengabur, kegelapan datang menemani.

"kai.."

mata hangat itu pun tertutup rapat untuk selama2nya.


* * *


"aq turut berduka.."

sosok tinggi berwajah manis itu menepuk pundak hazu yang masih saja menangis. sedang pria bernoseband di belakangnya hanya terdiam. busana hitam menjadi busana wajib pada siang hari yang terik ini.

"terima kasih sudah mau datang kai, rei"

hazu memaksakan diri untuk berbicara. kai tersenyum pedih. reita menggeleng pelan.

"ia meminta qu untuk datang"

hazu menoleh bingung. kai memperlihatkan sebuah pesan singkat yang di kirim yuta pada hari sebelum upacara pemakamannya. hazu semakin terisak.

"ternyata yuta sudah- seharusnya aq tak meninggalkan ia sendiri kemarin.."

reita menepuk2 kepala hazu. hazu tetap menangis meskipun di hibur reita

"sudah hazu."

hazu semakin menangis tersedu2. kai hanya dapat terdiam.

"dimana dy?"

reita bertanya kepada hazu dengan nada yang pelan, hazu pun memberikan isyarat kepada keduanya untuk mengikuti dirinya dari belakang. hazu menuntun kai dan reita ke sebuah peti besar yang terlihat sangat menyedihkan. tempat dimana sesosok gadis manis tertidur untuk selamanya.

kai berjalan mendekati peti mati yuta, di dalam terlihat sosok gadis yang sudah memejamkan mata, wajah pucatnya memperlihatkan ketenangan disana. sungguh cantik. dengan ragu kai berlutut di hadapan peti itu dan meletakkan bunga lili putih yang hazu bilang sangat di sukai yuta. kai menggenggam tangan yuta, sangat lemah dan dingin.

reita menepuk pundak kai, memberikan isyarat untuk tidak bersedih. kai pun bangkit dan membalikkan badan. membelakangi peti tempat yuta tertidur. sedang reita dengan cepat meletakkan bunga yang sama di samping tanggan yuta. hazu tetap menutupi wajahnya dengn saputangan

"kami tak dapat berlama2.. ada urusan lain."

ucap kai dengan nada yang datar.

"tak apa, tapi kai.. sebelum pergi tolong kau terima ini"

hazu mengeluarkan secarik kertas putih dari saku nya. kai melihat kertas itu dengan tatapan bingung

"surat terakhir yuta untuk mu"

kai terkejut. dengan cepat ia mengambil surat itu.

"terima kasih"

hazu tersenyum singkat. ia melambaikan tangan pada kai dan reita.


* * *


kai memacu mobil yang ia kendarai dengan cepat. perjalanan pulang mereka berdua penuh keheningan. surat putih itu terlipat rapi di dalam saku baju kai. reita yang mengetahui bahwa kai sedang benar2 berduka hanya dapat terdiam memandang jalan di luar sana.

setelah menempuh perjalanan sekitar setengah jam. mereka berdua sampai di hotel tempat mereka akan rapat.
kai memarkirkan mobilnya di lantai bawah dan berjalan ke arah lift diikuti reita di belakang. reita menekan tombol lt.5.. kai masih saja terdiam sampai lift terbuka.

"hey kai? kau mau kemana?"

reita menatap wajah temannya itu dengan bingung. reita berbelok ke arah kanan, sedang kai malah ke arah kiri. ke arah kamar lebih tepatnya.

"aq tak ikut rapat dulu."

kai sibuk membuka pintu kamar hotel. reita semakin bingung. tak biasanya kai membolos rapat. terlebih sekarang mereka berdua sudah sangat terlambat.

"tapi ka-"

BLAAM!

pintu tertutup rapat tepat di depan wajah reita sebelum ia menyelesaikan kalimatnya.

kai berjalan ke arah kamar, ia melepaskan jas hitam pekat yang sejak tadi membungkus tubuhnya.
mata coklat miliknya terhenti di surat yg tadi hazu berikan.

ia mengambil surat yuta dan duduk di pinggiran kasur, dengan perlahan ia membuka kertas putih itu. tubuhnya bergidik setelah mendapati noda kecoklatan yang telah mengering menghiasi sebagian dari kertas itu.

"darah"

gumamny. cepat2 ia menghapus rasa takutnya dan mulai membaca

"kai, jika surat ini telah sampai di tangan mu, berarti aq telah pergi jauh sekali.. sebelumnya aq ingin mengucapkan terima kasih banyak. kau telah setia menemani qu, aq sangat senang.. rasanya aq seperti punya harapan hidup lagi kemarin.."

kai terhenti sejenak. matanya menerawang jauh ke arah jendela yang memamerkan kelamnya langit yang sebentar lagi akan menangis. namun cepat2 ia memfokuskan ke arah surat itu lg.

"kau tahu kai? telah lama aq mengagumi mu, mencintai mu. aq benar2 gila karena mu. tak terhitung lagi berapa banyak air mata yang qu buang hanya untuk mu.. senyum mu, membuat hati qu teriris. aq benar2 mencintai mu.. saat kita bertemu kemarin, rasanya aq ingin menyayat nadi qu. merasakan sakit yang membuat qu tersadar bahwa aq tak bermimpi.. ketika kau merangkul tubuh qu, ketika kau memandang qu, aq selalu memohon 'tuhan, berikan aq hidup lebih lama lagi'. namun, sepertinya aq tak kuasa.. penyakit sial ini membunuh qu perlahan."

kai menundukkan kepala, dalam hati ia tak ingin membaca surat itu. namun, ia memaksakan diri untuk melanjutkannya.

"sungguh, aq berharap qta lebih cepat bertemu. namun takdir berkehendak lain, kemarin aq bertemu dengan mu, sekarang aq harus melepaskan seluruh cahaya dan tenggelam dalam kegelapan. tapi aq tak menyesal kai. alasan qu? tentu karna aq telah bertemu dgn mu,, seseorang yang sangat aq cintai sejak pertama kali melihat. meskipun kemarin aq mati2an menahan seluruh perasaan qu, perasaan saat aq benar2 ingin mengutarakan semua dari bibir qu ini, perasaan dimana aq ingin merasakan hangatnya dirimu, harum tubuhmu. tapi aq tetap merasa sangat senang dan bahagia. aq mencintai mu kai, jika kau tak mencintai qu? tak apa.. biarlah aq yang menjaga perasaan ini sampai akhir nafas qu. aq minta maaf sudah membuat mu repot karena surat yang tak berguna ini.. namun, tolong jangan buang surat qu. lagi. aq mencintai mu kai.. pertemuan pertama dan terakhir yang indah. maafkan aq dan terima kasih,,"

kai beranjak dari duduknya. dengan rapi ia kembali melipat surat dari yuta dan menaruhnya di atas meja hotel. dengan gontai ia berjalan ke arah kamar mandi. ia menanggalkan seluruh pakaiannya dan menghidupkan shower dengan cukup deras. se deras langit yang kini telah menangis.

air mengalir membasahi seluruh tubuh. dingin. namun, kai dapat merasakan suatu yang hangat ikut mengalir. mengalir lembut membasahi pipi. surat itu menjadi kenangan pertama dan terakhir yang akan ia simpan baik2

"yuta.."


* * * owari * * *


gyaaaaaaaaaaaa~ owari juga!!!
XDDD

ohh iya, adegan mimisan n' kanker otak tuh nyambung gg sii?? maklum, yang bikin bkn anq ipa!!
LOL

trus2.. angstnya geje juga yak?
huwee huwee gomen yah minna..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar